Pembangunan menara BTS BAKTI KOMINFO di Pulau Meledang Kalimantan Barat

Halo Teman-Teman, sekarang kita cerita tentang Menara BTS by Bakti Kominfo di Pulau Meledang kalimantan barat ya.                                                            

@Suasana Pulau Meledan Menjelang Sore
Pulau musiman ini adalah Pulau yang terletak di sebelah barat Kabupaten ketapang, saya menyebutnya musiman karena pulau ini menjadi semakin ramai jika angin barat tiba, banyak nelayan yang melakukan penangkapan ikan ataupun cumi di perairan sekitaran pulau ini, pulau ini memang benar-benar banyak cumi nya jika musim tiba, saya dan team merasakan betapa kaya akan hasil laut di pulau tersebut setiap hari makan seafood, atau ikan-ikan besar.

Tujuan mengunjungi pulau itu juga tidak lepas dari pengadaan BTS jenis Guyed must Tower 18 meter, awalnya saya di sandai bersama team dari PT. Fiberhome untuk standby pekerjaan SSV, tetapi 31 maret 2022 adalah deadline yang harus di kejar, maka saya haru berangkat ke pulau tersebut bersama 7 orang diantaranya terdiri dari team CME, TI, Vsat, Power, dan RNO. Star jam jam 5.30 pagi dari sandai dan sampai di sukadana sekitar jam 1 siang, ini memakan waktu tidak lain karena kondisi jalan yang cukup parah. 

@Foto Suasana Pulau Meledan di pagi hari

Perjalanan menuju pulau ini tidak lepas dari masalah yang harus kami hadapi bersama, sesampainya di Pelabuhan tersebut kami tidak dibekali biaya operasional berupa uang sewa kapal untuk menyebrang, sehingga kami terkatung-katung di pelabuhan sukadana, biaya untuk sewa perahu dari info yang kami dapat di pelabuhan tersebut sebesar Rp.7.000.000 tetapi Zone manager A (Asep Rohana kala itu) tidak mau dengan biaya sebesar itu, di sisi lain kita di kejar untuk RFS (Ready for Service). parahnya lagi kami di curigai bermain operasional untuk penyebrangan itu. menjelang malam belum ada tanda-tanda approval untuk biaya opersional, semua pihak mengatakan itu mahal, termasuk Team TD di Pontianak akhirnya kami tidur di warung bakso depan pelabuhan tersebut, kacau sekali kataku.

Lanjut hari kedua di pelabuhan itu, dan kebetulan hari rabu itu ada nelayan yang membongkar ikan dari pulau yang akan kami kunjungi, maka distulah tawar menawar antara kami dan nelayan akhirnya kami deal dengan harga Rp. 2.500.000. harga itupun masih di permasalahkan oleh Zone Manager (Zone A). dia masih menganggap itu mahal, tetapi kami membuka diskusi dengan Manager TD di Pontianak dan akhirnya dia memberi solusi, ia Bernama Salah selaku TD manager memberikan kami uang penyebrangan senilai tersebut dari saku pribadinya, dan akhirnya sudah ada titik terang untuk naik perahu dan berlayar ke pulau meledang itu.

Ternyata masalah tidak hanya sampai di situ, karena masih ada team yang kita tunggu yang mobilnya mengalami trouble di jalan. sementara pemilik perahu sudah harus berangkat di jam 11 siang itu, team yang masih kita tunggu belum kunjung tiba di pelabuhan di pukul 11.00 siang itu, maka berdebat lagi kami dengan team di Office soal kenapa belum berangkat. orang yang kita tunggu tiba jam 13.00 siang itu, ikbal dan Washadi, untungnya pemilik perahu bersabar menunggu kami. kami berangkat  meninggalkan dermaga sukadana, selama kurang lebih 5 jam perjalanan, pulau meledang tempat yang akan kami tuju sudah terlihat, tetapi masalah kembali muncul, masih ada kurang lebih 1 jam untuk sampai ke dermaga Pulau meledang tetapi baling-baling perahu itu terjatuh, dan terpaksa kami berhenti di tengahh-tengah laut itu dengan kondisi terombang-ambing. kami naik ke rooftop perahu dan melambai-Lambaikan pakaian terang berwarna untuk memberi isyarat kepada nelayan lain bahwa kami butuh bantuan, sembari itu nahkoda menggunakan cermin untuk memantulkan cahaya ke daerah pulau ataupun nelayan sebagai kode bahwa kami mengalami trouble, dan akhirnya setelah kurang lebih 1 jam, bantuan benar-benar datang. pass maghrib kami turun dari perahu dan langsung di sambut oleh masalah berikutnya yang tidak kalah sulit.

@Video langsir team dan alat ke dermaga 

Yudha adalah team yang menyambut kami, kondisi kami masih tersengal-sengal karena jalan kaki puluhan meter dari tepi laut, tiba-tiba di Yudha (Team Sespool) kala itu langsung ngomong, "Ngapain kesini, kalian tidak boleh bekerja di sini, besok kalian pulang aja", kami tidak tahu apa-apa ketika itu, kami hanya mengejar progress, setelah perbincangan lama, kami bersitegang, Yudha marah ke pada kami selaku team FH, ia tidak menginginkan kami bekerja karena ada issu pembayaran yang belum selesai dari pihak FH ke pada SESPOOL, itu urusan management tetapi kami di lapangan ikut terseret. Yudha bersikeras melarang kami bekerja, ia menjaga lorong masuk ke site tersebut agar kita tidak mengakses site itu, selama beberpa hari di pulau itu kami tidak ada aktivitas, parahnya lagi signal di pulau itu memang betul-betul masih sangat terbatas, kita harus naik ke atas bukit lebih dulu untuk berkomunikasi dengan pihak managemant FH, bahkan kami hampir bentrok sesama team lapangan di pulau itu. belum lagi kondisi keuangan kami sudah menipis sementara belum ada progress yang jalan, di Pulau itu tidak ada ATM, keadaan sangat terbatas. kebetulan ada kelapa yang berbuah di tepain laut, itulah yang di manjat team untuk mengisi perut untuk sampai di esok harinya.

@Foto ketika team mengambil Kelapa
Yudha meninggalkan Pulau itu setelah rencana bentrok sudah tersusun, akhirnya kami tidak jadi bentrok dan kami bisa melanjutkan pekerjaan, namun Yudha ternyata sudah menitipkan orang untuk mengontrol situasi di pulau, ketika kami bekerja, orang suruhan yudha mendatangi kami tetapi kami berhasil yakinkan, ini tower akan segera kita nyalakan, dan kalau sudan menyala, anda bisa menonton di Youtube, bisa telponan dan sebagainya kata kami meyakinkanya. akhirnya percaya dan ia tidak lagi mengganggu kami bekerja.

Malam itu kami bekerja kurang lebih sampai jam 2 subuh, karena besok sudah tanggal 31 Maret, kita ambisi untuk meng On Airkan malam itu juga tetapi naasnya lagi, salah satu alat untama site  itu di sembunyikan si Yudha. BUC V-sat di bawa yudha pulang ke Ketapang, sehingga pekerjaan kami sampai subuh itu kandas. kami benar-benar tidak bisa menyalakn site itu sesuai jadwal deadline, sementara kantor memaksakan keadaan, bahkan dari usaha keras kami itu pun tidak ternilai sekitipun oleh oran-orang di belakang layar, mereka malah memberi surat peringatan.

Langka selanjutnya kami meminta bantuan team di Ketapang agar mengirimkan BUC ke Pulau pelapis melalui Pelabuha Sukadana, di sana sudah ada orang pelabuhan yang kami mintai bantuan dengan imbalan Rp.200.000 agar mengirimkan BUC tersebut ke Pulau. Tanggal 2 April barang itu tiba dan pekerjaan dilanjutkan dibantu oleh beberapa warga, install Solar Panel, Ponting V-sat dan akhirnya On Air dengan status Temporary karena Pondasi BTS, maupun Vsat belum ada yang jadi. 

@perjalanan pulang ke sukadana Bersama Team SGI

Pekerjaan SSV esok harinya saya selesaikan, dan waktunya untuk pulang, saat kami meminta uang perjalanan untuk pulang ini pun menjadi masalah, kantor tidak mau mengakomodasi kepulangan kami ke sukadana,  berdebat panjang lebar dan akhirnya kami betul-betul tidak dapat akomodasi, tetapi selalu ada jalan keluar dari masalah yang kami hadapi, hari ke tiga kami menganggur tanpa melakukan apapun di pulau itu, ada kapal dishub melintas, dan radio udara pak jamal kala itu mencoba memasuki frekuensi kapal tersebut dan akhirnya tembus, melalui radio milik pak jamal itulah akhirnya ada bantuan dishub dan kami bisa kembali ke Sukadana lalu pulang ke Ketapang, sesampai di Ketapang, Bertemu dengan Zone Manager, ia mengatakan, "enak ya di pulau kayak liburan". Betul-Betul di Ulek mentalku kataku dalam diam.

Sekian Dulu ya teman2 pembaca. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selalu Rindu Mama

Pembangunan menara BTS BAKTI kalimantan Utara

Kisah Intelijen masa pemberontakan Abdul Kahar Muzakkar yang tinggal di Dusun terpencil. Sumpang Ale, Bulukumba