Pembangunan menara BTS BAKTI kalimantan Utara
Hallo Kaltara, Saya tidak pernah berfikir akan mengunjugi kota ini Tapi hari ini, saya harus terbang menggunakan lion air lagi dengan nomor penerbangan JT738. 16.50 WITA mendarat setelah hampir 2 jam di udara lalu saya beristirahat di Hotel Diamond selama 4 hari sembari mencari kontrakan. saya berstatus rehire dari PT. Fiberhome setelah saya mengirimkan resign latter pada bulan Mei 2022 lalu, ketika itu saya resign karena saya dalam kondisi sakit untuk dapat terus bekerja di area airupas yang sangat terisolir tersebut. setelah recovery, saya kembali menandatangani kontrak baru saya pada tanggal 30 September 2022 bersama Fiberhome melalui outsourching PT. Elabram System dan segera bergegas menuju kalimantan utara.
Tarakan memberi warna baru pada perjalanan saya yang sangat baru, kota ini sempit dan jadi lokasi transit bagi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara, secara administartif, ibu kota kalimantan utara adalah Tanjung Selor, yang jaraknya dari tarakan menggunakan Speed boat kira-kira kurang lebih 2 jam, jalur udara juga ada tetapi kurang efisien dari segi harga. Saya bertemu kang Yudi (zone manager 5) dan bang Agus(QC), rekan se-team saya juga waktu di Kabupaten Ketapan kalimantan barat, juga ada Ary dwinanto (SPV CME) dan juga bang Maswin wijaya (SPV CME), saya di anggap barang baru stok lama karena sudah pernah ada dalam team sebelumnya, sembari di temani kripik kering (kacang sembunyi sebutan orang Bulukumba) bingkisan mertua, kami berbincang hangat dan bercanda banyak membahas job desk yang akan kita kerjakan di Tarakan.
Kami bubar di pertengahan malam, esoknya setelah sarapan di restoran Hotel tersebut, saya berjalan kaki kurang lebih 3km menuju kontrakan kang Yudi untuk membahas bebragai rencana kerja kedepan, sebagai RNO, saya belum ada task yang harus saya kerjakan, tetapi saya harus memberikan dukungan pekerjaan pada task Lain, saya mendapat 4 site untuk saya handle yang di kerjakan oleh PT. Dubai Qatarindo International (PT.DQI) memiliki 14 site yang akan di kerjakan untuk pembangunan BTS yang tersebar di pelosok Kaltim. saya sendiri menghandle di area Kalimantan timur (kutai barat) yakni site KLI00034 Kendesiq, KLI00040 Deraya, KLI00053 Lemper, dan KLI00054 Perang Taliq selebihnya di Handle oleh SPV yang sering di panggil Andra. saya berkoordinasi dengan SPV PT. DQI bernama Putra Lesmana, Yanuar, dan Maulana. dalam menghandle team ini, saya memiliki task untuk mengontrol progress pembangunan ke 4 site tersebut, saya harus memastikan teamnya allready on site, kemudian memastikan teamnya ada progress, dan memastikan bekerja sesuai as plan drawing (APD) dan beberapa task lainnya saya monitoring.
@Material Besi KLI00034 dan KLI00054 |
PT. DQI dalam berkomunikasi dengan PT.FH sebagai vendor dalam hal ini saya selaku SPV sementara terjadi beberapa kendala, saya menyorot kendala yang terjadi dalam berkomunikasi yaitu delay informasi, responsibility, dan interactive. *Delay informasi* ini terjadi karena hambatan keadaan di site, kondisi di site itu karena namanya juga 3T tidak ada signal sama sekali untuk mengirimkan progress actual, hal ini dapat kita maklumi karena situasi dan kondisi, selain itu, alur komunikasi (flow of communication) antara PT. FH dan PT.DQI tidak terstruktur sehingga data kita berseliwerang, kemudian *responsibility* ini saya sedikit sensitif karena beberapa kasus yang saya jumpai ketika meminta update progress oleh SPV PT.DQI, mereka tidak memberi respon secara aktif, dan memberi alasan tanpa avindance, sementara sebelumnya sudah di sampaikan berkali-kali agar responsif dan menyertakan avidance jika ada kendala apapun di lapangan, *Interactive* ini jadi issu paling sensitif, hampir sitiap pagi tidak ada plann yang share oleh team PT.DQI dan hampir setiap sore kita tidak mendapatkan update progress dari mereka jika kita tidak melakukan follow up. tetapi ini kembali harus kita maklumi karena situasi membangun Indonesia dari pinggir ini sangatlah sulit. kodisi akses jalan juga sangat tidak mendukung, terlebih kalimantan utara yang aksesnya kebanyakan menggunakan perahu sangatlah sulit dalam mendistribusikan material site seperti semen, pasir, tower, bts dan lain-lain.
@Sumber : Spv PT.DQI |
Perlu juga saya deskripsikan bagaimana proses distribusi material menuju site karena ini juga menyita banyak sekali energi terutama yang dilapangan, menurut saya part ini adalah bagian tersulit dalam membangun Kaltara di pelosok. Total material yang akan kita angkut menuju site kuran lebih 7 ton unutk jenis tower guyed must 32 meter (GMT) dan sebagian besar akses untuk sampai ke site sangat susah, jika menggunakan jalur darat maka akan melewati jalan berlumpur yang hampir setiap saat mobil pasti amblas ketika menuju site, dan ketika menggunakan jalur air, maka kita akan menghadapi cuaca buruk seperti air yang tinggi karena Huja (banjir) dan ketika tidak banjir maka akan menghadapi bebatuan di dasar sungai di mana perahu kadang-kala harus di angkat ketika kandas sementara kapal memiliki muatan material. ketika saya mengirim material besi ke site KLI00034 dan KLI00054, sudah menjelang 1 minggu belum sampai ke site karena kondisi cuaca, arus sungai yang deras dan muatan kapal jenis long Boat (Katinting) ini beresiko besar jika kita paksakan memuat dengan kondisi over kapasitas.
Video ini adalah akses menuju site KLI00053 dan KLI00040 #Sumber Maulana SPV DQISekian dulu ya. Next lagi besok
Apabila ada tulisan yang perlu di koreksi, mohon kirimkan data lengkan ke email mubinrusli@gmail.com
Komentar